Minggu, 09 September 2012

Hidup Hanya 6 Jam Tapi Menyelamatkan 2 Nyawa

Sebuah kisah yang dikutip dari Gifts From The Heart From Women karangan dari Karen Kingsbury yang cukup mengoyak rasa. Semoga Anda semua bisa menikmati salah satu kisah inspiratif berikut ini dan menjadi sedikit dari bahan perenenungan kita tentang hidup ini.

Ada pasangan suami istri yang sudah hidup beberapa lama tetapi belum mempunyai keturunan. Sejak 10 tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif dalam kegiatan untuk menentang aborsi,karena menurut pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi.

Setelah bertahun-tahun berumah-tangga, akhirnya sang istri hamil, sehingga pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada famili, teman-teman dan sahabat-sahabat, serta lingkungan sekitarnya. Semua orang ikut bersukacita dengan mereka.

Dokter menemukan bayi kembar dalam perutnya, seorang bayi laki-laki dan perempuan. Tetapi setelah beberapa bulan, sesuatu yang buruk terjadi.

Bayi perempuan mengalami kelainan, dan ia mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Dan kondisinya juga dapat mempengaruhi kondisi bayi laki-laki. Jadi dokter menyarankan untuk dilakukan aborsi, demi untuk sang ibu dan bayi laki2 nya.

Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang istri mengalami depresi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan bayi perempuannya, tetapi juga kuatir terhadap kesehatan bayi laki-lakinya.

"Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur nyenyak", kata sang ibu di sela tangisannya. Lingkungan sekitarnya memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut,dengan mengatakan bahwa ini adalah kehendak Tuhan.

Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencanaNya dibalik semua ini. Hal ini membuatnya lebih tabah. Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta ini.

Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi mereka. Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian.

Banyak pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, dimana bayi mereka tidak dapat hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi akan mampu bertahan hidup, bila mereka mampu memperoleh donor organ dari bayi lainnya. Sebuah peluang yang sangat langka. Siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain?

Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan ini menamakan bayinya, Jeffrey dan Anne. Mereka terus berdo’a kepada Tuhan. Pada mulanya,mereka memohon keajaiban supaya bayinya sembuh. Kemudian mereka tahu, bahwa mereka seharusnya memohon agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi, karena mereka yakin Tuhan punya rencanaNya sendiri.

Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk dilahirkan, tetapi ia tidak akan bertahan hidup lebih dari 2 jam. Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anne, mereka akan mendonorkan organnya.

Ada dua bayi yang sedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang menunggu donor organ bayi. Sekali lagi, pasangan ini berlinangan air mata. Mereka menangis dalam posisi sebagai orang tua, dimana mereka bahkan tidak mampu menyelamatkan Anne. Pasangan ini bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan yg akan terjadi.

Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan selamat. Pada momen yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong Anne dengan sangat hati-hati, Anne menatap ayahnya, dan tersenyum dengan manis.

Senyuman Anne yang imut tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya. Tidak ada kata-kata di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan pasangan tersebut pada saat itu. Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukan pilihan yang tepat (dengan tidak mengaborsi Anne), mereka sangat bahagia melihat Anne yang begitu mungil tersenyum pada mereka, mereka sangat sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja. Kakak Anne, Jeffrey Pun menangis…

Sungguh tidak ada kata-kata yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut. Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang berasal dari jiwa mereka yang terluka. Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk melihat Anne.

Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah lewat 2 jam. Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi keluarga tersebut untuk saling berbagi kebahagiaan. Tetapi Anne tidak mampu bertahan setelah enam jam…..

Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ. Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tersebut bahwa donor tersebut berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian.

Pasangan tersebut sekarang sadar akan kehendak Tuhan. Walaupun Anne hanya hidup selama 6 jam, tetapi dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan tersebut, Anne adalah pahlawan mereka, dan sang Anne yang mungil akan hidup dalam hati mereka selamanya…


Sesungguhnya, tidaklah penting berapa lama kita hidup, satu hari ataupun bahkan seratus tahun. Hal yang benar-benar penting adalah apa yang telah kita lakukan selama hidup kita, yang bermanfaat bagi orang lain.
Sumber
Apakabardunia

Kamis, 06 September 2012

Inilah Hiu Paling Lambat di Dunia

Studi terbaru mengungkap bahwa hiu Greenland merupakan hiu dengan gerak paling lambat di dunia. Gerakan hiu tersebut berkecepatan 2,73 km per jam. Dengan kecepatan itu, hiu paus juga merupakan ikan terlambat jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya. Yuuki Watanabe dari National Institute of Polar Research di Tokyo menaruh penanda pengambil data pada hiu untuk mengetahui kecepatan dan frekuensi gerakan ekor pada enam hiu Greenland. Hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan kecepatan dan frekuensi gerakan ekor ikan lain.

Berdasarkan pengukuran, rata-rata frekuensi gerakan hiu Greenland adalah sembilan siklus per menit. Perbandingan menunjukkan, rata-rata gerakan ekor dan gerakan ekor maksimum hiu Greenland adalah yang paling lambat. Demikian juga kecepatan geraknya jika dibandingkan hiu lain.

Gerakan ekor merefleksikan kecepatan kontraksi otot. Semakin rendah temperaturnya, maka kecepatan kontraksi juga semakin lambat. Oleh karenanya, ilmuwan menduga bahwa gerakan hiu Greenland yang lambat dipengaruhi oleh rendahnya suhu lingkungan.

“Kami berpikir bahwa lambatnya kecepatan gerak hiu Greenland mungkin berkaitan dengan rendahnya temperatur di Laut Artik. Banyak proses fisiologi, termasuk kontraksi otot, melambat seiring menurunnya temperatur,” kata Yuuki Watanabe seperti dikutip Discovery.

Analisis terhadap perut hiu Greenland pernah dilakukan dalam penelitian lain sebelumnya. Peneliti menunjukkan bahwa di perut hiu terdapat banyak ikan, termasuk anjing laut segar. Bagaimana hiu bisa menelan anjing laut, hal itu masih misteri.

Salah satu hipotesis, hiu mungkin memakan anjing laut yang sedang tidur. Anjing laut sering tidur dengan mengapung di permukaan laut. Dengan gerakan lambat dan mudah, hiu Greenland bisa memakan anjing laut yang tidur.

Sebagai predator, ukuran hiu Greenland tak terlalu besar, hanya sepanjang 6 meter dan berat 997 kilogram. Paus pembunuh sangat mungkin memakan hiu Greenland. Jenis hiu itu memilih tinggal di laut dalam, tempat paus pembunuh jarang mampir. Studi ini dipublikasikan di Journal of Experimental Marine Biology and Ecology.

Sumber
Apakabardunia

Helai Daun Gugur yang Penuh Shalawat

Mbah Diyem, setiap hari mencari nafkah berjualan kerupuk puli di Pasar Bandar, Kediri. Nenek tua sebatang kara ini berjalan kaki dari rumahnya di lereng Gunung Klotok, Sukarame yang berjarak sekitar 14 km.

Kakinya bengkak, lehernya membengkak karena penyakit gondong menjadi pelengkap kemiskinan yang dideritanya. Bisa dibayangkan, betapa beratnya beban hidup mbah Diyem.
 
Setiap selesai berdagang, ia selalu mampir di Masjid Baiturrahman di Jalan Penanggungan, tak jauh dari Pasar Bandar. Halaman masjid yang dipenuhi pepohonan rindang menjadi tempat bernaung nan nyaman bagi para musafir.

Setelah berwudhu, mbah Diyem masuk ke masjid, mengambil mukena, dan melakukan sholat Dzuhur. Setelah membaca wirid, ia ke halaman masjid dan mengumpulkan dedaunan yang terserak di berbagai penjuru.

Sehelai demi sehelai dikutipnya. Tak satu pun dibiarkan tertinggal di pelataran. Dengan tenaga seorang nenek tua ditambah panasnya siang membuatnya berpeluh sekujur tubuh.

Kelakuannya setiap hari ini membuat para takmir masjid dan pelajar SMP Muhammadiyah yang sehari-hari berada di lingkungan masjid menjadi iba melihatnya.

Pada suatu hari, takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum sang nenek datang. Ketika mbah Diyem datang usai sholat ingin melakukan pekerjaan rutinnya, betapa terkejut karena tidak ada satu helai daun yang berserakan di halaman masjid.

Ia kembali ke masjid dan menangis sambil bertanya kepada semua orang mengapa dedaunan itu sudah disapu sebelum kedatangannya. Orang di dalam masjid menjawab, karena mereka kasihan melihatnya.

"Jika kalian kasihan melihatku, berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya." jawab mbah Diyem sembari menyeka air matanya.

Keesokan harinya mbah Diyem dibiarkan mengumpul dedaunan yang bertebaran di halaman masjid seperti biasa. Orang-orang tak mengerti.

Seorang pelajar Kelas 2 SMP Muhammadiyah memberanikan diri bertanya, dan mendapat jawaban, "Saya ini perempuan bodoh," tuturnya.

"Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya mungkin tidak selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Nabi Muhammad S.A.W Setiap kali saya mengambil sehelai daun itu, saya mengucapkan selawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Nabi datang menjemput saya. Biarlah semua daun itu menjadi saksi saya berselawat kepadaNya"....
 
sumber